Pekerjaan Profesi dan Profesionalisme
Manusia dan Kebutuhannya
Eksistensi
manusia memang tidak ada habis-habisnya menjadi persoalan yang
membayang-bayangi fikiran manusia itu sendiri.
Kebutuhan, emosi, dan tingkah laku melatarbelakangi manusia
bergerak sesuai keinginannya pun tentunya sangatlah beragam. Wajar jika manusia
memiliki sifat universal, memiliki dimensi keberagaman yang sangat luas.
Kebingungan yang menghantui fikiran manusia akan dirinya sendirinya pun semakin
sulit untuk diterka, dan itulah manusia.
Daripada pembahasan kita terjebak di
lorong yang gelap karna sulit untuk menemukan titik terang dari pembahasan
eksistensi manusia, alngkah baiknya jika kita mengawali proses pada pembahasan
kali ini tentang hal-hal yang berkaitan erat bagaimana manusia itu melakukan
hal-hal yang ia inginkan, karena apa yang melatarbelakangi mereka
bertingkahlaku adalah sebuah miniature daripada eksistensi manusia itu sendiri.
Pendapat yang dilontarkan dari para filsuf
dan psikolog mengenai kebutuhan mendasar manusia pun sangatlah beragam; Sigmund Freud, G. W. Allport, Carl Gustav
Jung, Alfred Adler, Kurt Lewin
dll, tentunya memiliki filosofi berpikir dan background keilmuan yang
berbeda-beda. Maka bagi saya dalam memahami ilmu psikologi itu merupakan ilmu
seni yang berupaya untuk mencari titik koordinat yang sama dari pemikiran yang
berbeda.
Berawal dari pemikiran Kurt Lewin, ia adalah seseorang yang
berasal Polandia. Coretan keilmuan Kurt Lewin ini berawal dari Universitas
Frieberg dimana ia bergelut dengan dunia kedokteran. Setelah ia melenyelesaikan
studi tentang ilmu kedokteran, Dia pindah ke Universitas Munich untuk belajar
biologi. Maka tak heran ketika ia mencoba mencetuskan teori tentang segala
sesuatu yang melatarbelakangi manusia melakukan kebutuhannya, ia cenderung
menggunakan disiplin ilmu biologi, sama halnya ketika perkembangan yang ada di
dalam diri manusia merupakan sesuatu yang tidak lepas dari gejala biologis.
Karena keilmuan Kurt Lewin ini sebagian besar
pengetahuannya tentang konsep-konsep ilmu Biologi, maka tak heran ketika Lewin
menjelaskan tentang perihal dinamika kepribadian seseorang, ia cenderung
menggunakan pendekatan IPA ( ilmu pengetahuan alam ).
Bagi Lewin,
energy ini muncul ketika seseorang akan melakukan gerak, namun dalam
istilah Psikologi energy ini lebih dikenal dengan energy psikis.
Tension, bagi Lewin tension dalam ilmu
pengetahuan alam (IPA) diartikan sebagai suatu tegangan yang bekerja. Tetapi
ketika Lewin mengaitkannya pada ilmu Psikologi, ia mengartikan bahwa tension
merupakan suatu keadaan pribadi tertentu. Contohnya ketika orang menghadapi
masalah tertentu, dan tentunya ia akan berfikir, mencari solusi dan membuat
strategi serta taktik yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Ketika manusia memusatkan tenaga serta pikirannya untuk mencari sebuah solusi,
seseorang tersebut mengalami tegangan (tension) pada salah satu system
tertentu. Tegangan itu terjadi guna menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapinya. Untuk mengurangi tegangan yang terjadi orang tersebut melakukan
proses berfikir. Ketika didapatkan suatu solusi dan pemecahan masalah, energy
dan tegangan merata sehingga pribadi orang tersebut kembali seimbang. Dengan
demikian ketika salah satu dari system yang berada dalam diri seseorang
mengalami tegangan, maka system yang lain cenderung menyeimbangkan dengan
system yang tegang tadi.
Need, diartikan sebagai keadaan tertentu yang mengalami
tegangan ( tension ) yang kekuatannya meningkat. Keadaan kebutuhan ( need )
yang dapat meningkatkan tension. Kebutuhan ( need ) ini
mencakup aspek pemenuhan akan kebutuhan fisik contohnya ketika seseorang lapar
ketika perutnya kosong. Keadaan seperti ini merupakan kebutuhan fisiologis
orang yang bersangkutan. Dengan kata lain seseorang membutuhkan makanan ketika
ia merasakan lapar.
Valence, Lewin memberikan pengertian valence ialah
sesuatu yang bertugas memberikan arah gerakan dalam lingkungan psikologis yang
terdapat di dalam setiap pribadi seseorang. Lebih jelasnya Lewin menyatakan
bahwa valence tidak memberikan dorongan pribadi untuk dapat bergerak
dalam lingkungan psikologis, tetapi hanya sebatas memberikan arah gerakan dalam
lingkungan psikologis.
Force ( vector ) di atas telah disinggung bahwa valence
bertugas untuk memberikan arah geraakan yang terdapat didalam diri
seseorang. Sedangkan yang bertugas yang mendorong suatu gerakan dalam
lingkungan psikologis ialah force. Dalam ilmu pengetahuan alam (IPA),
suatu gerakan dapat terjadi ketika terdapat suatu kekuatan yang cukup besar
sehingga benda tersebut bergerak. Demikian pula dalam ilmu Psikologi, gerakan
yang terjadi didalam diri seseorang terjadi ketika terdapat kekuatan yang cukup
besar yang mendorong pribadi untuk melakukan gerakan. Selanjutnya
kekuatan-kekuatan tersebut berkoordinasi dengan kebutuhan-kebutuhan dasar
manusia, sehingga terjadinya suatu pergerakan transisif yang dialami oleh
pribadi.
Locomotion (gerakan) Lewin menggambarkan sebuah
contoh nyata dari locomotion ini yang tentunya ditinjau menggunakan
kaca mata Psikologi,
Misalnya
ketika seseorang berjalan melintasi mal dan melihat baju yang sangat bagus.
Setelah melihat baju yang sangat bagus tersebut, seseorang tersebut
berkeinginan untuk bisa memilikinya.
Dalam peristiwa tersebut Lewin menjelaskan
bahwa adanya suatu kebutuhan yang sifatnya primer, dengan demikian seseorang
tersebut akan mengalami tegangan akan kebutuhannya tersebut sehingga nantinya
termanifestasi oleh prilaku ingin memiliki baju tersebut.
Jadi, manusia
tidak akan lepas dari segala aspek yang melatarbelakangi akan kebutuhan
fisiologisnya. Tergantung bagaimana kita mengontrol prilaku, serta diri kita
sendiri. Bagaimana pun juga kebutuhan-kebutuhan akan pemenuhan fisiologisnya
merupakan miniature kecil dari keadaan kepribadian, mental serta watak
seseorang, dan itu mempunyai kaitan tertentu akan eksistensi manusia
Pekerjaan dan Profesi
PERKERJAAN
Merupakan suatu kegiatan yang
tidak bergantung pada suatu keahlian tertentu. Jadi setiap orang dimungkinkan
memiliki pekerjaan namun tidak semuanya tertumpu pada satu profesi. Pekerjaan
dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti
sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang
menghasilkan uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini
sering dianggap sinonim dengan profesi padahal tidak.
Ciri-ciri pekerjaan :Dalam melakukan pekerjaan tidak mengandalkan keahlian dan pengetahuan khusus, pekerjaan yang dilakukan hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, memiliki status yang rendah di masyarakat dan hanya bisa menghasilkan sedikit uang.
Contoh : Operator, penjaga warnet, tukang ketik di rental, Teknisi Komputer, dll.
Operator adalah :
Seorang operator adalah seorang penjaga dalam channel yang berhak untuk kick/ban seseorang yang melanggar peraturan channel.
PROFESI
Merupakan suatu kegiatan yang
sangat bergantung pada keahlian tertentu. Seorang profesional adalah seseorang
yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam
bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya.
Ciri-ciri pekerjaan “yang” profesi :Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun, memiliki status yang tinggi di masyarakat dan biasanya akan menerima gaji yang besar.
Contoh :
Programmer, IT HelpDesk, AutoCAD Drafter, Sales, WebMaster, Web Chief Editor,
Web Administrator, Unix Admnistration Manager, Director Software, Java
Developer, System Architect, web designer, graphic designer, dll
PROFESI DAN PROFESIONAL
Pengertian Profesi dan Profesional
Profesi dalam pengertian kita
sehari-hari diartikan sebagai suatu jenis dalam pekerjaan, tetapi tidak hanya
itu Profesi sendiri memiliki arti sebuah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan
dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan dan keahlian khusus. Suatu profesi
biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses setrifikasi dan
lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
Sedangkan untuk pengertian profesional jika diambil dari pengertian sehari-hari
akan berarti sesorang yang memenuhi segala kriteria terhadap profesi yang
diposisikan
Profesi
adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup yang mengandalkan suatu keahlian.
Ciri-ciri profesi :
Adanya pengetahuan khusus, yaitu
memiliki keahlian dan keterampilan yang didapat berkat pendidikan, pelatihan
dan pengalaman yang bertahun-tahun, serta memiliki status yang tinggi di
masyarakat.
Contoh :
Guru, Dosen, Dokter, Pengacara, dan
lain sebagainya.
PROFESIONAL
Profesional adalah orang yang
mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah
seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu sementara
orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi.
Ciri-ciri professional antara lain adalah:
Profesional
biasanya memiliki suatu pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau
keterampilan yang tinggi. Profesional biasanya didapatkan melalui proses atau
perjalanan waktu yang sangat lama dan membuat seseorang menjadi profesional.
Seorang profesional harus memiliki profesi tertentu yang diperoleh melalui
sebuah proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus, serta adanya dedikasi
yang tinggi dalam melakukan pekerjaanya.
Namun dalam laporan juga pekerjaan yang “disebut” professional. Profesional adalah orang yang sangat ahli dalam suatu bidang tertentu.
Namun dalam laporan juga pekerjaan yang “disebut” professional. Profesional adalah orang yang sangat ahli dalam suatu bidang tertentu.
Orang yang Profesional biasanya
menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau
keterampilan yang tinggi. Profesionalisasi biasanya didapatkan melalui proses
atau perjalanan waktu yang sangat lama dan membuat seseorang menjadi
profesional. Dengan demikian seorang profesional jelas harus memiliki profesi
tertentu yang diperoleh melalui sebuah proses pendidikan maupun pelatihan yang
khusus, dan disamping itu pula ada unsur semangat pengabdian (panggilan
profesi) didalam melaksanakan suatu kegiatan kerja.
Contoh : IT
manager, IT consultant, Sistem analyst, consultant ERP (Enterprise Resource
Planning), Project Manager, Manager Web Content,Network Manager
Salah satu contohnya
adalah:
IT manager
Sering juga disebut sebagai "IT Guru". Di luar negeri, seorang IT manager dituntut untuk mengetahui hampir segala sesuatu mengenai sistem dan aplikasi. Modal: Lulusan S1 Ilmu Komputer, Teknik Komputer atau Teknik Informatika, ditambah pengalaman antara 5 hingga 10 tahun.Tentunya diharapkan pengalaman selama ini mencakup pengetahuan akan bahasa pemograman, sistem jaringan, sistem database, troubleshooting, dan dapat menganalisa kemampuan karyawannya.
Sering juga disebut sebagai "IT Guru". Di luar negeri, seorang IT manager dituntut untuk mengetahui hampir segala sesuatu mengenai sistem dan aplikasi. Modal: Lulusan S1 Ilmu Komputer, Teknik Komputer atau Teknik Informatika, ditambah pengalaman antara 5 hingga 10 tahun.Tentunya diharapkan pengalaman selama ini mencakup pengetahuan akan bahasa pemograman, sistem jaringan, sistem database, troubleshooting, dan dapat menganalisa kemampuan karyawannya.
Disini saya akan membandingkan
pendapat saya dengan pendapat seorang ahli bernama De George mengenai
pengertian profesi dan profesional.
Pembahasan
|
Menurut
Pribadi
|
Menurut
De George
|
Profesi
|
Suatu
pekerjaan yang memiliki karakteristik-karakteristik khusus berupa kode etik,
asosiasi profesional, pendidikan yang ekstensif dan lain-lain. Sehingga Tidak
semua perkerjaan bisa dikatakan sebagai "Profesi"
|
Pekerjaan
yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan
yang mengandalkan suatu keahlian
|
Profesional
|
Suatu
sikap yang mampu memenuhi segala dasar-dasar
, prinsip-prinsip , serta aturan-aturan yang berlaku dalam suatu profesi
untuk mencapai hasil yang maksimum
|
Orang
yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan
hidup
dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau
seorang profesional adalah
seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan
terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang
lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau
untuk mengisi waktu luang.
|
Mengukur Profesionalisme
Sebelum mengukur profesionalisme, harus dipahami terlebih dahulu bahwa profesionalisme diperoleh melalui suatu proses. Proses tersebut dikenal dengan istilah proses profesional. Proses profesional atau profeionalisasi adalah proses evolusi yang menggunakan pendekatan organisasi dan sistematis untuk mengembangkan profesi ke arah status profesional.
Untuk mengukur sebuah profesionalisme, tentunya perlu diketahui terlebih dahulu standar profesional. Secara teoritis menurut Gilley Dan England (1989), standar profesional dapat diketahui dengan empat perspektif pendekatan, yaitu :
1.pendekatan berorientasi filosofis.
Ada 3 hal pokok yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat profesionalisme :
- Pendekatan lambang profesional
Lambang profesional yang dimaksud antara lain seperti sertifikat, lisensi, dan akreditasi.
- Pendekatan sikap individu
Pendekatan ini melihat bahwa layanan individu pemegang profesi diakui oleh umum dan bermanfaat bagi penggunanya
- Pendekatan electic
Pendekatan ini melihat bahwa proses profesional dianggap sebagai kesatuan dari kemampuan, hasil kesepakatan dan standar tertentu.
2.Pendekatan perkembangan bertahap
Orientasi perkembangan menekankan pada enam langkah dalam proses berikut :
- berkumpulnya individu-individu yang memiliki minat yang sama terhadap suatu profesi.
- melakukan identifikasi dan adopsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu untuk mendukung profesi yang dijalaninya.
- setelah individu-individu berkumpul, selanjutnya para praktisi akan terorganisasi secara formal pada suatu lembaga yang diakui oleh pemerintah dan masyarakat sebagai sebuah organisasi profesi.
- membuat kesepakatan mengenai persyaratan profesi berdasarkan pengalaman dan kualifikasi tertentu
- menentukan kode etik profesi yang menjadi aturan main dalam menjalankan sebuah profesi yang harus ditaati oleh semua anggota profesi yang bersangkutan
- revisi persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu seperti syarat akademis dan pengalaman melakukan pekerjaan di lapangan
Ada 3 hal pokok yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat profesionalisme :
- Pendekatan lambang profesional
Lambang profesional yang dimaksud antara lain seperti sertifikat, lisensi, dan akreditasi.
- Pendekatan sikap individu
Pendekatan ini melihat bahwa layanan individu pemegang profesi diakui oleh umum dan bermanfaat bagi penggunanya
- Pendekatan electic
Pendekatan ini melihat bahwa proses profesional dianggap sebagai kesatuan dari kemampuan, hasil kesepakatan dan standar tertentu.
2.Pendekatan perkembangan bertahap
Orientasi perkembangan menekankan pada enam langkah dalam proses berikut :
- berkumpulnya individu-individu yang memiliki minat yang sama terhadap suatu profesi.
- melakukan identifikasi dan adopsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu untuk mendukung profesi yang dijalaninya.
- setelah individu-individu berkumpul, selanjutnya para praktisi akan terorganisasi secara formal pada suatu lembaga yang diakui oleh pemerintah dan masyarakat sebagai sebuah organisasi profesi.
- membuat kesepakatan mengenai persyaratan profesi berdasarkan pengalaman dan kualifikasi tertentu
- menentukan kode etik profesi yang menjadi aturan main dalam menjalankan sebuah profesi yang harus ditaati oleh semua anggota profesi yang bersangkutan
- revisi persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu seperti syarat akademis dan pengalaman melakukan pekerjaan di lapangan
3.Pendekatan berorientasi karakteristik
Ada delapan karakteristik pengembangan proses profesional yang saling terkait, yaitu :
- kode etik profesi yang merupakan aturan main dalam menjalankan sebuah profesi
- pengetahuan yang terorganisir yang mendukung pelaksanaan sebuah profesi
- keahlian dan kompetensi yang bersifat khusus
- tingkat pendidikan minimal dari sebuah profesi
- sertifikat keahlian yang harus dimiliki sebagai salah satu lambang profesional
- proses tertentu sebelum memangku profesi untuk bisa memikul tugas dan tanggung jawab dengan baik
- adanya kesempatan untuk menyebarluaskan dan bertukar ide di antara anggota
- adanya tindakan disiplin dan batasan tertentu jika terjadi malpraktik dan pelanggaran kode etik profesi
4.Pendekatan berorientasi non-tradisional
Menyatakan bahwa seseorang dalam bidang ilmu tertentu diharapkan mampu melihat dan merumuskan karakteristik yang unik dan kebutuhan sebuah profesi
Dengan pendekatan-pendekatan yang dibahas di atas, dapat disimpulkan bahwa mengukur profesionalisme bukanlah hal yang mudah karena profesionalisme tersebut diperoleh melalui suatu proses profesional, yaitu proses evolusi dalam mengembangkan profesi ke arah status profesional yang diharapkan.
Ada delapan karakteristik pengembangan proses profesional yang saling terkait, yaitu :
- kode etik profesi yang merupakan aturan main dalam menjalankan sebuah profesi
- pengetahuan yang terorganisir yang mendukung pelaksanaan sebuah profesi
- keahlian dan kompetensi yang bersifat khusus
- tingkat pendidikan minimal dari sebuah profesi
- sertifikat keahlian yang harus dimiliki sebagai salah satu lambang profesional
- proses tertentu sebelum memangku profesi untuk bisa memikul tugas dan tanggung jawab dengan baik
- adanya kesempatan untuk menyebarluaskan dan bertukar ide di antara anggota
- adanya tindakan disiplin dan batasan tertentu jika terjadi malpraktik dan pelanggaran kode etik profesi
4.Pendekatan berorientasi non-tradisional
Menyatakan bahwa seseorang dalam bidang ilmu tertentu diharapkan mampu melihat dan merumuskan karakteristik yang unik dan kebutuhan sebuah profesi
Dengan pendekatan-pendekatan yang dibahas di atas, dapat disimpulkan bahwa mengukur profesionalisme bukanlah hal yang mudah karena profesionalisme tersebut diperoleh melalui suatu proses profesional, yaitu proses evolusi dalam mengembangkan profesi ke arah status profesional yang diharapkan.